Media Proyeksi Sebagai Media Pembelajaran


A. Pengertian Media Proyeksi
Media proyeksi adalah media yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor. Berbeda dengan media grafis, media ini harus menggunakan alat elektronik untuk menampilkan informasi atau sebuah pesan. Oleh sebab,  itu media ini dapat digunakan apabila tersedia fasilitas yang di butuhkan  untuk itu. Namun demikian,  seperti halnya media grafis, media yang tergolong pada kelompok proyeksi sama–sama mengandalikan rangsangan visual. Beberapa jenis media proyeksi yang sering digunakan, diantaranya film bingkai (slide), Over Head Transparansi, Opaque Proyektor, LCD dan lain-lain.[1] Media–media proyeksi semacam ini sekarang sudah jarang di gunakan setelah lahirnya komputer yang dapat memproyeksikan pesan lebih baik  dan lebih bervariatif dengan bantuan alat proyeksi lain.[2]
 
B. Jenis-jenis Media Proyeksi
Jenis media proyeksi dapat digolongkan menjadi dua, ini dilihat dari segi hasil proyeksi yang dihasilkan oleh proyektor.
 
1. Media proyeksi diam
  Ialah media visual yang memproyeksikan pesan melalui sebuah alat yang mampu memproyeksikan berbagai pesan dalam bentuk tulisan, gambar, angka, atau bahkan grafis, media proyeksi diam ini merupakan media visual yang tidak bergerak saat di gerakan oleh operator.[3]
Beberapa media yang termasuk dalam jenis media proyeksi diam di antaranya: OHP/OHT, opaque projektor, slide, dan filmstrip.
 
1) OHT atau OHP
OHT (Overbean transparency) ialah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang di sebut OHP ( overbead projector) OHP merupakan varian dari proyektor slide  yang di gunakan untuk menampilkan gambar atau teks kepada audians.[4]
Biasanya OHP terdiri atas sebuah kotak besar yang berisi lampu yang sangat terang dan sebuah kipas untuk pendingin pada puncak kotak tersebut, ada sebuah lensa besar yang menjadi tempat lampu tersebut  memancarkan cahaya. Di atas kotak, yang biasnya berlengan panjang, terdapat sebuah cermin dan lensa yang memfokuskan dan mengarahkan kembali lampu kedepan.
Selain itu ada juga kertas transparan di tempatkan di atas lensa agar bisa di tampilkan. Cahaya lampu tersebut memancar menebus kertas transparan menuju cermin. kemudian di biasakan ke arah sebuah layar terampil, cermin tersebut akan memungkinkan presentator atau penyaji serta audien untuk melihat gambar tampilan terebut pada waktu yang sama, penyaji melihat ke atas kertas tranparan, sedangkan uadien melihat ke arah layar tampilan.
Tinggi cermin bisa disesuaikan untuk memfokuskan gambar dan membuat gambar tersebut lebih besar atau kecil, tergantung pada kedekatan karak proyektor tersebut pada layar.
Beberapa kelebihan dari OHP atau OHT adalah sebagai berikut.
1. Dapat digunakan untuk menyajikan pesan dalam semua ukuran ruangan kelas;
2. Menarik, karenamemungkinkan penyaji yang variatifdan disertai dengan warn –warni yang menarik;
3. Tatap muka dengan wajah siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa untuk mencatat hal –hal yang penting;
4. Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan penggelapan ruangan;
5. Dapat menyajikan pesen yang banyak dalam waktu yang relatif singkat;
6. OHT atau kertas transparan bisa digunakan secara berulang – ulang.
Namun, selain memiliki kelebihan seperti di atas, OHP atau OHT juga memiliki kekurangan, yaitu sebagai berikut.
1. Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan  dan penyajiannya.
2. OHP dan kertas transpaaran memerlukan bagian yang tidak terpisahkan, karena gambar dan kertas biasa tidak bisa diproyeksikan melalui OHP,tapi harus melalui kertas transparan atau OHT.
3. Urutan kertas transparan sering kacau, karena berdiri sendiri dan tidak ada nomor urutannya sehingga membingungkan pendidik yang menyajikannya.[5]
 
        
2) Opaque Projector
Di sebut juga epidioskop atau episkop, media ini merupakan alat yang menampilkan berbagai bahan yang tidak tembus pandang dengan pancaran lampu yang terang terhadap objek dari arah atas. Dengan kata lain proyektor ini tidak tembus pandang yang di gunakan untuk memproyeksikan bahan dan benda–benda yang tidak tembus pandang  seperti buku, foto, mata uang, model anyaman dan lain-lain.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa opaque proyektor berbeda dengan OHP. Ini tidak membutuhkan kertas transparan, tetapi dilakukan dengan cara penggelapan ruangan. Proyektor juga bisa memproyeksikan film bingkai atau slide, tetapi tentu tidak dilengkapi dengan tape recorder.
Cara kerja opaque proyektor ialah dengan menggunakan cermin, prisma atau lensa pencitraan yang di gunakan untuk memfokuskan sebuah gambar bahan di atas layar tampilan. Proyektor membutuhkan bola lampu yang lebih terang dan lensa yang lebih besar dibandingkan dengan OHP karena harus memproyeksikan cahaya. Perawatan harus dilakukan karena baha-bahannya gampang rusak karena panas yang disemburkan oleh sumber cahaya. Proyektor tersebut bukanlah yang umum digunakan pada zaman modern seperti ini, dilihat dari segi bentuknya saja masih sangat klasik.
Kelebihan Opaque Projector tak tembus pandang sebagai media pendidikan adalah bahwa bahan cetak pada buku, majalah, foto, bagan, diagram, peta dapat diproyeksikan secara langsung tanpa dipindahkan ke dalam transparansi terlebih dahulu, jadi sangat memudahkan.
Kelemahan Opaque Projector ialah harus digunakan diruangan gelap sehingga guru sulit memantau prilaku siswa dalam proses belajar.[6]
 
3) Slide( film bingkai)
Media slide atau film bingkai adalah media visual yang di proyeksikan melalui alat yang disebut proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif yang diberi bingkai dari karton atau plastik film positif yang bisa di gunakan untuk film slide ukurannya 35 mm dengan ukuran 2 x 2 inci. Sebuah program slide biasanya terdiri atas beberapa bingkai, yang banyaknya tergantung pada bahan atau materi yang akan di ajarkan.[7]
Proyektor slide ini mempunyai empat unsur utama, yaitu:
1. Bola lampu yang berpijar atau sumber cahaya yang lain, yang biasanya berpendingin kipas.
2. Reflektor dan lensa” berkondensasi” untuk  mengarahkan cahaya ke side.
3. Lensa –lensa untuk fokus, dan
4. Penahan slide.
Pada dasarnya slide sama dengan film-strip, perbedaannya adalah bahwa slide dapat diproyeksikan satu persatu, sedangkan film-strips merupakan rangkaian atau keseluruhan penyampaian ide tertentu. Lazimnya, slide dapat digunakan untuk menyajikan gambar atau objek hasil pemotretan.
Setidaknya, ada empat kelebihan dari media slide, yaitu:
1. Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang di sampaikan;
2. Merangsang minat dan perhatian  siswa dengan warna dan gambar yang konkrit;
3. program  slide  mudah direfisi sesuai dengan kebutuhan, karena filmnya terpisah–pisah; dan
4. penyimpanannya mudah kerena ukurannya kecil.
     Sedangkan kelemahan dari media slide  ini adalah sebagai berikut.
1. slide  ini memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya;
2. pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama jika program yang di buatnya cukup panjang, memerlukan biaya yang cukup besar, hanya dapat menyajikan gambar diam saja.[8]
 
4) Films strip(film rangkai)  
Filmstrip  atau  film rangkai atau film gelang ialah media visual proyeksi diam, yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide hanya saja filmstrip ini terdiri atas beberapa film yang merupakan satu kesatuan seperti halnya gelang, di mana ujung yang lainnya bersatu membentuk rangkaian.[9]
Sebagai media pendidikan film strip mempunyai beberapa kelebihan yakni sebagai berikut:
1. Kecepatan penyaji film dapat strip dapat di atur, dapat di tambah narasi, dengan kontrol oleh seorang guru.
2. Film strip dapat menyatukan berbagai media yang berbeda dalam satu rangkai, seperti fhoto, bagan, dokuman, katrun dll.
3. Ukuran gambar sudah pasti karena  film strip merupakan satu kesatuan.
4. Penyimpanannya mudah, cukup di gulung dan di masukan ke tempat khusus.
5. Dapat untuk belajar kelompok maupun individu.
Sedangkan kelemahan dari film strip ini adalah sebagai berikut.
1. Sulit di revisi karena sudah merupakan satu rangkaian;
2. Sulit dibuat oleh perseorangan (guru);
3. Revisi film strip  atau perbaikan agak susah dilkukan karena harus dilakukan di sebuah laboratorium khusus.  
 
2. Media Proyeksi Bergerak
Media proyeksi bergerak adalah media visual yang memproyeksikan pesan melalui sebuah alat yang mampu memproyeksikan berbagai pesan, baik pesan dalam bentuk video, film, maupun gabungan secara keseluruhan dari media-media (multimedia. Media ini dapat menampilkan materi yang dapat bergerak jika digerakkan ataupun diam jika memang operator atau komputer di setting demikian. Media ini berupa LCD (Liquid Crystal Display) yang sering kita gunakan saat ini.
Saat ini peran OHP mulai tergantikan oleh LCD. Bahkan dalam sebuah rapat, pimpinan fakultas ilmu keguruan dan tarbiyah mengluarkan kebijakan bahwa OHP atau OHT yang berada di setiap kelas agar segera di tarik dan digantikan oleh LCD (Liquid Crystal Display).
Terdapat beberapa alasan, kenapa OHP ini di tarik, yaitu: Pertama, mengikuti perkembangan zaman atau perkembangan teknologi. LCD penyajiannya lebih efesien dan efektifitas dalam pemanfaatannya lebih dibanding OHP, karena saat penyimpanan atau pembuatan bahan presentasi pada LCD dibantu oleh perangkat lunak (software) seperti powerPoint, sedangkan pada penggunaan OHP bahan presentasi harus di buat secara manual, di tulis tangan atau jika mau memakai jasa komputer tetap harus melalui beberapa pekerjaan seperti memindahan bahan dari kertas ke transparan. Kedua, pada saat penyajian bahan ajar, LCD dapat menampilkan bahan visual diam dan gerak, sedangkan OHP hanya menampilkan bahan visual diam saja kemudian LCD mampu menampilkan gambar tiga dimensi, sedangkan OHP tidak bisa.
Untuk presentasi, orang kini cendrung memilih LCD (Liquid Crystal Display), karena selain mampu menampilkan gambar yang baik dan berkualitas, bobotnya pun ringan, sehingga mudah di bawa, penggunaanya pun lebih mudah.
Secara umum, karakteristik LCD atau di masyarakat dikenal dengan in-focus,  apapun teknologinya, semuanya sangat tergantung pada kualitas gambar yang diproyeksikan, yakni meliputi kecerahan, dan warna.
Di samping memiliki karakteristik yang berkenaan dengan kualitas gambar,  Liquid Crystal Display  ini memungkinkan terkoneksi ke berbagai tampilan, seperti PC computer, notebook, atau laptop.[10]
Selain kelebihan seperti yang tersebut di atas, LCD juga memiliki kelemahan yaitu: Pertama, dibutuhkan biaya yang mahal untuk mendapatkannya; LCD sangat tergantung pada fasilitas sekolah seperti listrik dan kemampuan guru dalam menggunakan komputer; dan dalam hal perawatan dibutuhkan perawatan yang lebih ekstra.

 
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas yaitu sebagai berikut.
1. Media proyeksi adalah media yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor. Berbeda dengan media grafis, media ini harus menggunakan alat elektronik untuk menampilkan informasi atau sebuah pesan. Oleh sebab,  itu media ini dapat digunakan apabila tersedia fasilitas yang di butuhkan  untuk itu.
2. Media proyeksi diam yaitu berupa OHT atau OHP, Opaque Projector, Slide( film bingkai), dan Films strip(film rangkai); kemudiran media yang berupa media proyeksi bergerak yaitu seperti LCD (Liquid Crystal Display).
3. Media yang paling memiliki keefektifan yaitu media proyektor LCD dikarenakan lebih fleksibel digunakan, jelas, memiliki banyak kelebihan serta kemampuan yang terbarukan dibanding dengan media proyeksi lain.

 
DAFTAR PUSTAKA
Hamdani,2011, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia.
 
Sanjaya, Wina, 2008, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: kencana pranada media Group.
 
Indriana, Dina, 2011,  Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Yogyakarta: Diva Press.
 
Muhadi, Yudhi, 2010, Media Pembelajaran Sebuah PendekatanBaru, Jakarta: Gaung Perseda Press.
 

[1] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hlm. 261.
[2] Wina Sanjaya, Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: kencana pranada media Group 2008),  hlm. 215 -216.
[3] Dina Indriana,  ragam alat Bantu Media Pengajaran, (Jogyakarta:Diva Press, 2011), hlm. 73.
[4] Ibid. hlm. 73-74.
[5] Ibid. hlm. 80-81.
[6] Yudhi Muhadi, media pembelajaran sebuah pendekatan baru, (Jakarta:Gaung Perseda Press, 2010), hlm. 181.
[7] Dina Indriyana op.cit hlm. 84.
[8]  Ibid. hlm. 85-86.
[9] Dina Indriana op.cit hlm. 73-76.
[10] Yudhi Munadi op.cit hlm. 178-184.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Pengelolaan Kelas

Makalah Al-Istikhfam dan Al-Istihrad

Makalah Husnut Ta'lil Balaghah