Metode Membaca dalam Bahasa Arab
Pembelajaran qira’ah
Kata Qiro’ah berasal dari akar kata qoro’a-yaqro’u, qiro’atan yang artinya membaca, bacaan. Secara bahasa kata ini berasal dari ayat pertama dari wahyu Al-Qur’an, yakni “iqro”. Kata “iqro” dalam ayat tersebut adalah “fiil amr”mengandung arti perintah untuk membaca. Perintah iqro’ ini dilanjutkan dengan kalimat berikutnya yakni bismirobbikalladzi kholaq, kholaqol insane min alaq.Yakni membaca dengan dasar atau kerangka “ismi rabb” (Allah sebagai Rabb). Makna iqro’/qiro’ah dalam ayat tersebut bukan sebatas harfiah yakni membaca suatu tulisan (saja), tetapi suatu perintah untuk membaca, meneliti, dan memahami. Sedangkan obyek yang harus dibaca adalah tentang manusia sebagai makhluk dan Allah sebagai kholiq (rabb). Jadi, perintah qiro’ah menurut ayat tersebut mengandung makna proses membaca, meneliti (mengkaji) dan memahami (mengenal) segalas sesuatu tanpa batas. (Syaiful gala. 2005. Hal 134).
Membaca termasuk keterampilan pokok dalam pembelajaran bahasa disamping keterampilan yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan menulis. Dalam pembahasan ini penulis mengemukakan beberapa teknik pembelajaran membaca untuk pemula, tujuan pembelajaran membaca, ragam membaca, dan tema-tema lain yang berkaitan dengan pembelajaran membaca.
A. Metode Pembelajaran Membaca
Dalam pembelajaran membaca terdapat beberapa teori dan metode yang muncul dan berkembang. (Muhammad Ali Al-khuli. 2010 hal 107).
1. Metode Harfiyyah
Guru memulai pelajaran dengan mengajarkan huruf hija’iyyah satu persatu. Murid pun lambat dalam membaca, karena siswa cenderung membaca huruf per huruf daripada membaca kesatuan kata.
2. Metode Sautiyyah
Dalam metode sautiyyah huruf diajarkan kepada siswa sebagai. Urutan pengajaran ini dimulai dengan mengajarkan huruf berharkat fathah seperti dan seterusnya, kemudian huruf berharkat dhammmah, selanjutnya huruf berharkat kasrah dan sukun. Setelah itu lalu beralih ke pelajaran huruf berharkat fathatani tanwan. Setelah itu lalu beralih ke pelajaran.
Diantara kelebihan metode ini adalah mengajarkan huruf dengan bunyinya bukan dengan namanya. Namun, demikian ada juga kekurangannya diantaranya bahwa metode ini terkadang menghambat kelancaran atau kecepatan membaca siswa, karena siswa terbisa membaca huruf hijaiyyah.
3. Metode Suku kata
Dalam metode ini siswa terlebih dahulu belajar suku kata, kemudian mempelajari kata yang tersusun dari suku kata tersebut. Untuk mengajarkan suku kata harus didahului oleh pembelajaran huruf mad.
4. Metode Kata
Metode kata ini memunyai landasan psikologis yang mengasumsikan bahwa siswa mengetahui hal-hal yang umum dulu, kemudian berkembang mengetahui bagian-bagian dari yang umum itu.
Dalam mengimplementasikan metode ini, guru memulai dengan menampilkan sebuah kata disertai dengan gambar yang sesuai jika kata itu mungkin digambar, kemudian guru mengucapkan kata itu beberapa kali dan diikuti siswa. Langkah selanjutnya guru menampilkan kata tadi tanpa disertai gambar untuk dikenali dan dibaca oleh siswa. Setelah siswa mampu membaca kata tersebut, baru kemudian guru menganalisa dan mengurai huruf-huruf yang terkandung dalam kata tadi.
Ø Metode kata ini memiliki beberapa kelebihan
a. Sejalan dengan landasan psikologis pengetahuan visual manusia yang dimulai dari hal-hal umum
b. Membiasakan siswa berlatih membaca cepat
c. Siswa memulai membaca satuan kata yang mempunyai arti
Ø Metode ini mempunyai kekurangan
a. Terkadang siswa lebih terfokus pada gambar daripada kata yang diajarkan
b. Terkadang siswa hanya menebak dan mengira kata berdasarkan gambar, bukan membaca yang sesungguhnya.
c. Jika kata yang diajarkan bentuknya sangat mirip, siswa terkadang mengacaukannya.
5. Metode Kalimat
Prosedur pembelajaran membaca dengan metode ini adalah dengan cara guru pertama kali menampilkan sebuah kalimat pendek di kartu atau di papan tulis, kemudian membaca kalimat tersebut beberapa kali dan diikuti oleh siswa.
Urutan metode kalimat ini adalah dari kalimat ke kata kemudian ke huruf.
Kelebihan metode kalimat ini adalah:
Ø Sejalan dengan landasan psikologis pengetahuan dimulai dari hal-hal umum menuju bagian-bagian yang kecil
Ø Metode ini mengedepankan satuan kalimat atau kata yang bermakna
Ø Membiasakan siswa membaca satuan yang lebih besar dan memperluas pandangan
Kelemahan dari metode ini:
Ø Sedikit banyak menguras tenaga guru dan membutuhkan guru yang terlatih, sementara ketersediaan guru professional dalam bidang pembelajaran bahasa arab bagi orang asing sangat terbatas.
6. Metode Gabungan
Metode ini menggabungkan antara metode harfiyyah, sautiyyah, suku kata, Metode kata, metode kalimat.
B. Tujuan Qira’ah
Adapun tujuan Qira’ah adalah:
a. Membaca dengan tujuan penelitian atau pengkajian.
b. Membaca dengan tujuan membuat rangkuman atau kesimpulan.
c. Membaca dengan tujuan memberi rangkuman.
d. Membaca dengan tujuan refreshing dan memcari hiburan.
e. Membaca dengan tujuan ibadah.
C. Kesulitan-kesulitan Qira’ah
Para pembelajar pemula sering kali menghadapi beberapa kesulitan dalam membaca, diantaranya:
a. Kesulitan bunyi atau pengucapan
b. Perbedaan tulisan arab
c. Lambat dalam membaca
d. Membaca nyaring
e. Kosa kata
D. Meningkatkan kemampuan membaca
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca dan pemahaman siswa.
a. Penggunaan kamus
b. Menenal huruf za’idah
c. Meningkatkan kecepatan membaca
d. Menyusun alinea
Comments
Post a Comment