Pengertian dan Bentuk-bentuk Belajar
A. Pengertian Belajar
Fenomena yang ada dalam lingkungan kita masih banyak sekali yang mengartikan belajar dalam arti sempit. Yakni seorang yang belajar di dalam ruang kelas, atau sekolah. Padahal sebenarnya belajar tidak sesempit itu. Dan masih banyak orang yang masih beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu saja, adapula yang mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan.
Ada pula sebagian orang yang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran. Padahal belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Dan belajar bukanlah sekedar pengalaman belaka, akan tetapi belajar merupakan sebuah proses. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan intregatif, dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Karena pada hakekatnya seseorang melakukan kegiatan belajar itu pastilah memilki sebuah tujuan. Contoh saja, ketika kita menginginkan untuk pandai bersepeda tentulah kita berusaha untuk belajar bagaimana menggunakan sepeda itu dengan baik. Ilustrasi tersebut merupakan contoh daripada belajar.
Untuk menghindari ketidak lengkapan persepsi dari belajar itu sendiri dan agar kita dapat memahami apa itu belajar secara luas, maka disini pemakalah akan memaparkan beberapa pengertian belajar dari beberapa sumber.
1. Secara Etimologis
Menurut kamus besar Indonesia, belajra memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki arti bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu, yang merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya agar mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, mengerti, memahami, dapat melaksanakan dan memiliki sesuatu.
Sedangakan menurut Hirlgarad dan Bower, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai, dan mendapatkan informasi atau menemukan atau bisa juga dikatakan bahwa belajar merupakan adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasan terhadap sesuatu.
Menurut Muhibbin Syah, dalam bukunya, psikologi belajar menyatakan bahwa “belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsure yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
2. Secara Terminologis
Menurut Cronbach (1954): belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Karena dengan pengalaman tersebut, pelajar menggunakan seluruh panca indranya.
Sedangakan Morgan dkk(1986) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai latihan atau pengalaman yang disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang.
Woolfolk (1995) “learning acroos experience causes a relatively permanent change in a individualis knowledge or behavior” disengaja atau tidak, bahwa perubahan yang terjadi melalui proses belajar ini bisa saja kearah yang lebih baik atau malah sebaliknyake arah yang salah. Karena belajar seseorang ditentuukan oleh pengalaman-pengalaman yang diperolehnya saat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya yang bisa baik atau buruk.
Moh. Surya (1997) berpendapat bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Skinner juga ikut andil dalam ini, dengan mengemukakan pendapatnya, bahwa belajar adalah “the teaching learning prosess” yakni bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuain tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli di atas adalah fenomena perselisihan yang wajar, karena adanya perbedaan titik pandang. Untuk itu, penulis akan menganalisis definisi belajar dari berbagai penadapat tersebut. Bahwasanya “ belajar merupakan usaha untuk memperoleh pengetahuan, yang bisa melalui proses adaptasi, pengalaman, dan informasi yang telah didapat atau penemuan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dengan belajar, manusia menjadi tahu, mengerti, memahami, dan mempengaruhi terhadap proses perubahan manusia itu sendiri.
Dan setelah kita mengetahui tentang apa itu belajar. Maka kita juga harus bisa membedakan mana itu kegitan belajar dan sebaliknya. Begitu juga dengan hasil perubahan dari belajar dan hasil perubahan yang yang bukan dari proses belajar. Untuk itu disini pemakalh akan sedikit memaparkan hal-hal tersebut.
Seseorang dikatakan belajar ketika di dalam dirinya terdapat keinginan atau tujuan untuk bisa melakukan suatu hal, sehingga mengakibatkan perbuatan dirinya menjdi sebuah kegiatan yang dinamakan belajar. Contoh, ketika kita melihat teman kita bisa mengoperasikan sebuah kalkulator ataupun HP dan kita tertarik untuk bisa melakukannya pula, dalam diri kita akan muncul keinginan untuk mencoba mengoperasikan alat tersebut, yang kemudian proses dari hal tersebut disebut dengan belajar.
Dan seseorang dikatakan telah belajar sesuatu ketika didalam dirinya terjadi perubahan tertentu, misalnya dari tidak dapat naik sepeda menjadi dapat naik sepeda, tidak mahir bahasa Inggris menjadi mahir berbicara bahasa inggris. Namun tidak semua perubahan itu disebut sebagai hasil belajar. Misalnya, perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi, halmitu bukan lah perubahan dari hasil belajar, melainkan terjadi karena adanya pematangan pada diri si bayi.
B. Ciri-ciri Belajar
Setelah kami memaparkan tentang apa itu belajar, selanjutnya kami akan menuliskan tentang bagaimana ciri-ciri belajar tersebut. Karena sebagaimana kita ketahui bahwa tidak semua aktivitas yang mengalami perubahan itu merupakan hasil daripada sebuah aktivitas belajar.
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar yang mana belajar itu ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior ) dimana perubahan tingkah laku ini menurut Moh Surya ada tujuh yaitu;
1. Perubahan intensional ;perubahan yang disengaja dan dilakukan dengan sadar begitu juga denga hasil-hasilnya misalnya; individu tersebut menyadari bahwa pengetahuan dalam dirinya semakin bertambah .
2. Perubahan continyu ;bertambahnya pengeta huan yang dimiliki merupakan kelanjutan dari pengetahuan yang di miliki sebelumnya.
3. Perubahan yang fungsional; setiap perubahan yang terjadi dapat di manfaatkan untuk kepentingan hidupnya.
4. Perubahan yang bersifat positif; perubahan prilaku yang terjadi itu bersifat normatif dan menunjukan kearah kemajuan.
5. Perubahan yang bersifat aktif; unuk meperoleh perubahan prilaku, maka individu tersebut aktif berupaya melakukan perubahan.
6. Perubahan yang bertujuan dan terarah; orang yang ketika belajar memiliki tujuan yang dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
7. Perubahan prilaku secara keseluruhan; perubahan prilaku yang bersifat menyeluruh yakni bukan hanya sekedar pengetahuan, tetapi perubahan dalam sikap serta ketrampilannya.
Selain itu cirri-ciri belajar juga dapat ditandai dengan perubahan-perubahan seperti berikut:
Belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang relatif permanent atau tidak berubah-ubah.
Dalam belajar perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diambil pada saat proses belajar sedang berlangsung ,perubahan prilaku tersebut bersifat potensial.
Dalam belajar perubahan tingkah laku tersebut merupakan hasil latihan atau pengalaman.
Pengalaman atau latihan dari belajar itu dapat memberi pernyataan dimana pernyataan itu akan memberi dorongan untuk mengubah tingkah laku .
Dari banyaknya mengenai ciri-ciri belajar seperti yang telah disebutkan di atas, dapat penulis analisis bahwa, belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku ,dimana perubahan tingkah laku itu tidak bisa secara langsung dapat diamati karena perubahan tersebut bersifat potensial,disamping itu perubahan tingkah laku itu bisa berupa dari hasil latihan atau pengalaman, dan pengalaman itulah yang akan memberikan dorongan untuk mengubah tingkah laku.
C. Bentuk-bentuk Belajar
Dalam proses belajar dikenal adanya bermacam-macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda antara satu dengan lainnya, baik dalam aspek materi dan metodenya maupun dalam aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam-macam. Untuk belajar itu sendiri memilki jenis-jenis yang berbeda, layaknya orang yang memiliki berbagai kebutuhan dan tujuan yang berbeda pula.
Di bawah ini akan penulis paparkan tentang apa saja yang termasuk jenis-jenis belajar:
1) Belajar Abstrak
Belajar Abstrak ialah belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan dari permasalahan-permasalahan yang tidak nyata. Misalnya adalah ketika kita belajar matematika, kimia, astronomi dan dalam bidang agama seperti belajar tentang Tauhid.
2) Belajar Ketrampilan
Yaitu belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik, yang bertujuan untuk memperoleh dan menguasai ketrampilan jasmani tertentu. Seperti ketika kite belajar music, berolahraga, menari, melukis dan lain sebagainya.
3) Belajar Sosial
Belajar social pada dasarnya merupakan belajar memahami masalah-masalah dan tekhnik-tekhnik untuk memecahkan masalah tersebut yang berkaitan dengan social tentunya. Tujuannya adalah agar kita mampu memecahkan masalah social, seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok, dan bahkan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan bersama.
4) Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode ilmiah atau berpikir secara sisitematis, logis, teratur, dan teliti. Dengan tujusn untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional lugas dan tuntas.
Dalam hali ini semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar pemecahan masalah. Akan tetapi lebih ditekankan pada bidang studi eksata seperti belajar IPA dan matematika.
5) Belajar Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan rasional. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan “rational problem solving” yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis dan sistematis. Dalam belajar ini, bidang studi yang dapat dijadikan sebagai sarana, sama dengan bidang studi pada belajar pemecahan masalah. Hanya saja belajar rasional ini tidak menekankan pada bidang studi eksata saja.
6) Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar akan lebih tepat digunakan dalam konteks pendidikan keluarga.
7) Belajar Apresiasi
Merupakan belajar mempertimbangkan (judgment) arti penting atau nilai suatu objek dengan kajian supaya siswa memeperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) dan mampu menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu. Seperti apresiasi sastra, music, dan lain sebagainya.
8) Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.dengan tujuan agar kita mampu dan menguasai pengetahuan tertentu yang hendak kita pelajari. Contoh ketika kita ingin mengetahui tentang agama secara mendalam, tentulah kita akan belajar hal-hal yang dengannya itu kita dapat memperoleh pengetahuan lebih tentang agama.
Sedangkan menurut Benyamin S. Blossom dkk, membagi jenis belajar menjadi tiga ranah yaitu, ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Yang mana ketiga aspek tersebut secara tidak langsung ada dalam jenis-jenis belajar yang telah disebutkan sebelumnya.
Kesimpulan
Belajar adalah suatu kegiatan yang berproses dalam kehidupan manusia. Yang mengakibatkan adanya perubahan dari seseorang setelah ia mengalami proses tersebut, baik perubahan itu baik atau sebaliknya. Belajar tidak hanya kegiatan di dalam kelas ataupun di suatu lembaga tertentu. Melainkan belajar juga dapat diperoleh melalui pengalaman, adaptasi dan informasi yang di dapatnya dari berbagai sumber.
Tidak semua kegiatan yang mengalami perubahan adalah hasil dari belajar. Sehingga kegiatan belajar ini memiliki beberapa ciri yaitu: adanya perubahan perilaku yang bersifat positif, aktif, dan memiliki tujuan dan berarah.
Karena manusia memiliki tujuan, keinginan, dan kebutuhan yang berbeda maka belajar memiliki jenis-jenis yang berbeda. Adapun jenis-jenis tersebut adalah belajar abstrak, belajar social, rasional, kebiasaan, apresiasi dan lain sebagainya. Yang lebih singkatnya telah dibagi kedalam tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Comments
Post a Comment