Persoalan Kosakata dalam Penerjemahan


A.    Pengertian Kosakata

Kosakata (Inggrisvocabulary,) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu[1]. Kosakata merupakan kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan antara kata dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relative stabil.[2] Maka kata terdiri dari morfem-morfem, misalnya kata mu’allim (معلم) dalam bahasa Arab terdiri dari satu morfem. Sedangkan kata al-mu’allim (المعلم ) mempunyai dua morfem yaitu ال  dan معلم . Adapun kata yang mempunyai tiga morfem adalah kata yang terbentuk dari morfem-morfem yang mana masing-masing morfem mempunyai arti khusus. Misalnya kata al-mu’allimun ( المعلمون ) yang terdiri dari tiga morfem yaitu ال , معلم  danون.

Dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa masalah dalam pembelajaran kosakata yang disebut problematika kosakata (مشكلات صرفية). Hal itu terjadi karena dalam pembelajaran kosakata mencakup didalamnya tema-tema yang kompleks yaitu perubahan derivasi, perubahan infleksi, kata kerja, mufradtatsniyahjama’ta’nîtstadzkîr dan makna leksikal dan fungsional[3]. Tetapi dalam makalah ini, penulis tidak menjelaskan satu persatu dari tema-tema tersebut secara detail, hanya sekedar mengemukakan bahwa cakupan pembelajaran kosakata tidak sederhana tetapi cukup luas dan rumit.

 

B.     Jenis-Jenis Kosakata

Rusydi Ahmad Tha’imah memberikan klasifikasi kosakata (al-mufradât) menjadi 4 (empat) yang masing-masing terbagi lagi sesuai dengan tugas dan fungsinya, sebagai berikut:[4]

Pembagian kosakata dalam konteks Kemahiran Kebahasaan

1)      Kosakata untuk memahami (understanding vocabulary) baik bahasa lisan ( الاستـماع ) maupun teks ( القراءة ).

2)      Kosakata untuk berbicara (speaking vocabulary). Dalam pembicaraan perlu penggunaan kosakata yang tepat, baik pembicaraan informal (عادية) maupun formal (موقفية).

3)      Kosakata untuk menulis (writing vocabulary). Penulisan pun membutuhkan pemilihan kosakata yang baik dan tepat agar tidak disalahartikan oleh pembacanya. Penulisan ini mencakup penulisan informal seperti catatan harian, agenda harian dan lain-lain dan juga formal, misalnya penulisan buku, majalah, surat kabar dan seterusnya.

4)      Kosakata potensial. Kosakata jenis ini terdiri dari kosakata context yang dapat diinterpretasikan sesuai dengan konteks pembahasan, dan kosakata analysis yakni kosakata yang dapat dianalisa berdasarkan karakteristik derivasi kata unuk selanjutnya dipersempit atau diperluas maknanya.

Pembagian kosakata menurut maknanya

1)      Kata-kata inti (content vocabulary). Kosakata ini adalah kosakata dasar yang membentuk sebuah tulisan menjadi valid, misalnya kata benda, kata kerja, dll.

2)      Kata-kata fungsi (function words). Kata-kata ini yang mengikat dan menyatukan kosakata dan kalimat sehingga menbentuk paparan yang baik dalam sebuh tulisan. Contohnya hurûf jâradawât al-istifhâm, dan seterusnya.

3)      Kata-kata gabungan (cluster words). Kosakata ini adalah kosakata yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi selalu dipadukan dengan kata-kata lain sehingga membentuk arti yang berbeda-beda. Misalnya kata رغب  dapat berarti menyukai bila kata tersebut dipadukan dengan في  menjadi رغب في . Sedangkan bila diikuti dengan kata عن menjadi رغب عن  artinya pun berubah menjadi benci atau tidak suka.

Pembagian kosakata menurut karakteristik kata (takhassus).

1)      Kata-kata tugas (service words) yaitu kata-kata yang digunakan untuk menunjukan tugas, baik dalam lapangan kehidupan secara informal maupun formal dan sifatnya resmi.

2)      Kata-kata inti khusus (special content words). Kosa kata ini adalah kumpulan kata yang dapat mengalihkan arti kepada yang spesifik dan digunakan di berbagai bidang ulasan tertentu, yang biasa juga disebut local words atau utility words.

Pembagian kosakata menurut penggunaannya.

1)      Kosakata aktif (active words), yakni kosakata yang umumnya banyak digunakan dalam berbagai wacana, baik pembicaraan, tulisan atau bahkan banyak didengar dan diketahui lewat berbagai bacaan.

2)      Kosakata pasif (passive words), yaitu kosakata yang hanya menjadi perbendaharaan kata seseorang namun jarang ia gunakan. Kosakata ini diketahui lewat buku-buku cetak yang biasa menjadi rujukan dalam penulisan makalah atau karya ilmiah.[5]

Makna dan Fungsi Kosakata (al-Mufradât)

Kosakata sebagai khazanah kata atau leksikon akan mempunyai fungsi bilamana mempunyai makna. Makna sebuah kata dapat dibedakan menjadi makna denotatif (أصلى) dan makna konotatif (إضافى). Makna denotatif (أصلى) terdiri dari makna hakiki dan makna kiasan, makna asal dan makna istilah. Misalnya kata al-Umm (الأم) dalam bahasa Arab, makna hakikinya adalah “ibu yang melahirkan anak”, sedang makna kiasan terlihat bila kata al-Umm (الأم) digunakan dalam Umm al-Kitâb (أم الكتاب). Makna asal misalnya terdapat kata al-Hâtif (الهاتف) yang berarti “orang yang berbisik”, sedang makna istilah maksudnya adalah “telepon”.[6]

Makna konotatif adalah makna tambahan yang mengandung nuansa atau kesan khusus sebagai akibat dari pengalaman para pemakai bahasa. Menurut Harimurti,[7] makna konotatif adalah makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca). Sebagai contoh, kata al-Umm (الأم) makna konotattifnya adalah kasih sayang atau perlindungan.

Ditinjau dari segi fungsi, kosakata (al-mufradât) dapat dibedakan menjadi dua, antara lain:

Al-Mufradât al-Mu’jamiyah (المفردات المعجمية )yaitu kosakata yang mempunyai makna dalam kamus seperti kata بيت ، قمر، قلم .Al-Mufradât al-Wadzîfiyah (المفردات الوظيفية) yaitu kosakata yang mengemban suatu fungsi tertentu, misalnya hurûf al-jarasmâ al-Isyârahasmâ al-Maushûldlamâir, dan lain-lain yang sejenis dengannya.

Dari dua macam kosakata tersebut, perlu dicatat bahwa diantara Al-Mufradât al-Mu’jamiyah terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :

Terdapat beberapa kosakata yang memiliki kemiripan makna, seperti kata رأى , نظر , لاحظ , شاهد (melihat, memandang, memperhatikan dan menyaksikan).Terdapat beberapa kata yang mempunyai makna denotatif yang sama namun mengandung makna konotattif yang berbeda atau berbeda dalam konteks penggunaanya, seperti kata مات , توفـي  yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia dengan “mati, meninggal, tewas, wafat atau mampus”.Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata فصل  yang bisa berarti “kelas” ,”musim” atau “pasal” dan “bab”.

Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kosakata (al-mufradât) tersebut perlu diperhatikan dan diketahui oleh orang-orang yang berprofesi sebagai pengajar bahasa khususnya bahasa Arab.
 

DAFTAR PUSTAKA

Moh. Matsna HS, Diagnosis Kesulitan Belajar Bahasa Arab; makalah disampaikan pada Diklat Guru Bahasa Arab SMU di Jakarta tanggal 10 – 23 September 2003.

Rusydy A. Tha’imah, Al-Marja’ fî Ta’lîm al-Lughah al-’Arabiyyah li al Nâthiqîn bi Lughâtin Ukhra, Jâmi’ah Ummu al-Qurâ, Ma’had al-Lughah al ’Arabiyyah, Wahdat al-Buhûts wa al-Manâhij, Silsilah Dirâsât fi Ta’lîm al-’Arabiyyah, juz II, hlm. 616-617.

M.Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran (Bandung: ITB, 1996), hlm. 43.

Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2005.hlm.97

Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1983.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata, diakses tanggal 7 Nopember 2012.

 

 

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata, diakses tanggal 7 Nopember 2012. Lihat juga Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1983), hlm. 137.

[2] Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1983), hlm. 137.

[3] Moh. Matsna HS, Diagnosis Kesulitan Belajar Bahasa Arab; makalah disampaikan pada Diklat Guru Bahasa Arab SMU di Jakarta tanggal 10 – 23 September 2003.

[4]Rusydy A. Tha’imah, Al-Marja’ fî Ta’lîm al-Lughah al-’Arabiyyah li al-Nâthiqîn bi Lughâtin Ukhra, Jâmi’ah Ummu al-Qurâ, Ma’had al-Lughah al-’Arabiyyah, Wahdat al-Buhûts wa al-Manâhij, Silsilah Dirâsât fi Ta’lîm al-’Arabiyyah, juz II, hlm. 616-617.

[5] M.Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa dalam Pengajaran (Bandung: ITB, 1996), hlm. 43.

[6] Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat, 2005.hlm.97

[7] Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 1983.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Pengelolaan Kelas

Makalah Al-Istikhfam dan Al-Istihrad

Makalah Husnut Ta'lil Balaghah