Makalah Saja' Ilmu Balaghah

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Saja’

 Kata saja’ merupakan masdar dari (سَجَعَ). Saja’ bermakna bunyi atau indah. Sedangkan secara terminologis saja’ adalah:
تَوَا فُقُ الفَاصِلَتيْنِ فِي الحَرْفِ الأَخِيْرِ مِنَ النَثْرِ
Sesuainya dua kata terakhir pada huruf akhirnya dari sebuah natsar.
Sedangkan pengertian saja menurut balaghah waadhihah adalah cocoknya huruf  akhir dua fashilah atau lebih. Sajak yang paling baik adalah yang bagian-bagian kalimatnya seimbang.

B.       Contoh-contoh Saja
1.    Rasulallah Saw. Bersabda :
اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Ya allah, berikan pengganti kepada orang yang berinfak, dan berilah kerusakan kepada orang yang tidak mau berinfak.
2.    Seorang arab badui yang anaknya hanyut dibawa banjir berkata:
اَلَّلهُمَّ إِنِّ كُنْتَ قَدْ أَبْلَيْتَ فَإِنَّكَ طَالَماَ قَدْ عَافَيْتَ
Ya allah, jika engkau membinasakannya, maka sesungguhnya telah sangat lama engkau menyehatkannya.
اَلْحُرُّ إِذَا وَعَدَ وَفَى، وَإِذَا اَعَانَ كَفَى، وَإِذَا مَلَكَ عَفَا
Orang yang merdeka itu ketika berjanji memenuhinnya, bila menolong secukupnya, dan bila menjadi raja banyak memaafkan.
Pembahasan contoh-contoh saja ( sajak )
   Bila kita perhatikan dua contoh pertama, kita dapatkan masing-masing terdiri atas dua bagian kalimat yang huruf akhirnya sama. Bila kita perhatikan contoh ke tiga, kita dapatkan ia terdiri atas lebih dari dua kalimat bagian yang huruf akhirnya sama. Kalimat yang demikian disebut dengan saja (sajak). Kata yang terakhir dari setia bagian kalimat itu disebut fashilah. Dan fashilah itu selamanya dimatikan huruf akhirnya dalam kalam natsar (prosa) karena waqaf (berhenti membca).
Sajak yang paling baik adalah yang bagian  bagian kalimatnya seimbang, dan sajak tidak indah kecuali rangkaian kalimatnya bagus, tidak dibuat-buat, dan bebas dari pengulangan yang tidak berfaedah, sebagaimana kita lihat pada contoh.
       Saja adalah persesuaian dua akhir kata pada huruf akhirnya  Fashilah adalah kata terakhir dari suatu kalimat yang dibandingkan dengan kalimat yang lainnya. Dua kalimat yang dibandingkan ini disebut qorinah, kemudian qorinah yang dibandingkan disebut faqroh.
C.      Pembagian Saja’
1.      Saja’ Mutharraf
هو ما اختلفت فاصلتاه فى الوزن واتفقتا فى الحرف الأخر
yaitu yang antara kedua fasilah itu berbeda wazannya tapi sama huruf akhirnya.
Contoh seperti firman Allah SWT:
مَالَكُمْ لاَ تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا * وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا *
Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia Sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. (Q.S Nuh:13-14)
Kata ‘waqara”  beda wazan dengan kata “athwara” yang mana “waqara” dengan harakat fathah sedang “athwara” sukun, namun keduanya sama dalam huruf akhirnya yaitu huruf ra’ .
Dan seperti firman Allah SWT:
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَدًا * وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا *
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak? (Q.S An-Naba:6-7)

2.    Saja’ Murashsha’
ما كان فيه الفاظ إحدى فقرتين كلها او أكثر مثل ما يقابلهامن الفقرة الأخرى الوزن واتفقتا
yaitu saja’ yang lafadz-lafadznya pada masing-masing fasilah atau seluruhnya, sama dalam wazan dan huruf-hurufnya.
Contoh syair karya Al-Hariri:
هُوَ يَطْبَعُ الأَسْجَاعَ بِجَوَاهِرِ لَفْظِهِ # وَيَقْرَعُ الأَسْمَاعَ بِزَوَاحِرِ وَعْظِهِ
Dia mencetak sajak-sajak dengan permata ucapannya dan mengetuk pendengaran dengan teguran-teguran nasehatnya.
Kata yathbau sama wazannya  dengan yaqrau begitu pula dalam qofiahnya yaitu huruf ain, asja sewazan dengan asma , qafiah ain, lafzhi sewazan dengan wazhi, qafiahnya zha.
3.      Saja Mutawaazi
ما كان الإتفاق فيه فى كلمتين الاخر تين فقط
yaitu saja’ yang sesuai antara kedua fasilahnya didalam wazan dan huruf akhirnya.
Hal ini dapat  terjadi pada tiga keadaan:
Berbeda wazan dan qofiahnya secara bersamaan
b)     Beda wazan, tetapi qofiahnya tidak
c)    Beda qofiah, tapi wazan tidak
Contoh seperti firman Allah SWT:
فِيْهَا سُرُوْرُ مَّرْفُوْعَةٌ * وَ أَكْوَابُ مَّوْضُوعَةٌ *
Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya). (Q.S Al-Ghaasyiyah:13-14).
Qorinahnya ada dua yaitu:  سُرُرٌ مَّرْفُوعَةٌ  Dan وَأَكْوَابٌ مَّوْضُوعَةٌ  “sururun’ adalah setengah dari qorinah pertama yang dibandingkan dengan kata “akwabun”, qorinah kedua. Keduanya berbeda secara wazan dan qofiah.


Contoh yang kedua adalah:                                                    
 وَالْمُرْسَلَاتِ عُرْفا
فَالْعَاصِفَاتِ عَصْفا
الْمُرْسَلَاتِ   danالْعَاصِفَاتِ   berbeda wazannya , yang pertama menurut wazan “maf’alat”  dan yang kedua wazan “fa’alaat”, akan tetapi qofiahnya sama, yaitu ta’. 
Contoh yang ketiga:
“hasola natiq wa shomit, halaka hasad wa syamit”, pada qarinah yang pertama kata “hasola” dibandingkan dengan ‘halaka”, keduanya berbeda qofiahnya. Qofiah yang pertama lam, yang kedua kaf.

Ciri-ciri saja’ yang indah.
Saja’ merupakan suatu bentuk pengungkapan yang bertujuan untuk memperindah lafalnya dengan cara menyesuaikan bunyi-bunyi akhirnya. Namun demikian tidak setiap sajak baik dan indah untuk disimak. Ada beberapa ciri suatu sajak dianggap indah.
Saja’ yang indah hendaklah memenuhi hal-hal sbb:

faqrah-nya sama, seperti:
فى سرر مخدود. وطلح منضود.
  faqrah kedua lebih panjang, seperti :
والنجم إذا هوى. ما ضل صا حبكم وما غوى.
yang terpanjang faqrah ketiganya, seperti :
خذوه فغلوه. ثم الجحيم صلوه.
bagian-bagin Kalimatnya seimbang
rangkaian kalimatnya bagus dan tidak dibuat-buat
bebas dari pengulangan yang tidak berfaedah.
Perbedaan Saja’ dan Jinas.
Dengan memperhatikan pengertian saja’ , jenis dan karakteristiknya tampak bahwa saja’ mirip dengan jinas. Namun demikian antara keduanya ada perbedaan sbb:
pada jinas kemiripan dua lafazh yang berbeda artinya atau maknanya.  
Contoh
ويوم تقوم الساعة يقسم المجرمون ما لبثوا غير ساعة (الروم : 55)
“Dan pada hari terjadinya kiamat, bersum-pahlah orang-orang yang berdosa, mereka tidak diam (di dalam kubur), melainkan sesaat saja”. (QS: Al-Rum:55)
Makana al-saah yang pertama adalah hari kiamat sedangkan yang kedua adalah waktu.
Sedangkan saja’ adalah cocoknya huruf akhir dua fa shilah  atau lebih.
Contoh:
اللهم أعط منفقا خلفا # وأعط ممسكا تلفا
Ya allah berilah pengganti kepada orang yang berinfak, dan berilah kerusakan kepada orang yang tidak mau berinfak.
kemiripan pada jinas terdapat pada macam huruf, jumlah, dan urutannya. Sedangkan kemiripan pada saja’ dilihat dari kecocokan fashilah-nya baik dalam wazan atau hurufnya.





PENUTUP

A.      Kesimpulan
Kata saja’ merupakan masdar dari (سَجَعَ). Saja’ bermakna bunyi atau indah. Sedangkan secara terminologis saja’ adalah:
تَوَا فُقُ الفَاصِلَتيْنِ فِي الحَرْفِ الأَخِيْرِ مِنَ النَثْرِ
Sesuainya dua kata terakhir pada huruf akhirnya dari sebuah natsar.
Pembagian Saja’:
1.      Saja’ Mutharraf
2.      Saja’ Murashsha’
3.      Saja’ mutawaazi.


Comments

Popular posts from this blog

Makalah Pengelolaan Kelas

Makalah Husnut Ta'lil Balaghah

Makalah Ilmu Badi' Balaghah