Makalah Metode Pembelajaran Eklektik

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Metode Pembelajaran Eklektik (Thariqah Al-Intiqaiyyah)

Dalam bahasa arab, metode ini memiliki penamaan yang bervariasi, diantaranya al-thariqoh al-mukhtarah, al-thariqoh al-taufiqiyyah, al-thoriqoh al-izdiwajiyyah, dan al-thoriqoh al-taulifiyyah. Metode ini dinamakan al-thoriqoh al khiyariyah karena unsur-unsurnya adalah gabungan dari unsur-unsur beberapa metode, seperti al-mubasyarah thariqoh dan thoriqoh al-qawaid wa al-tarjamah. Metode ini dikenal juga dengan “method-active” atau metode campuran, karena metode ini merupakan campuran dari unsur-unsur yang terdapat dalam direct method dan grammar-translation method.

الطريقة الإنتقائية هي طريقة تهدف إلى تعليم اللغة العربية من المهارات اللغوية الأربعة، مهارة اللإستماع والكلام والقراءة والكتابة ومن علوم الغة العربية الوظيفية (القواعد أو الأساليب النحوية والمفردات والحوار أو القراءة وغيرها).

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa thoriqoh intiqoiyyah (metode eklektik) adalah suatu metode pembelajaran yang lebih banyak ditekan kan pada kemahiran mendengar (istima’), kalam (berbicara), kitabah (menulis), qiraah (membaca), dan memahami pengertian-pengertian tertentu.

Dalam buku Zainul Arifin dijelaskan bahwa ada beberapa pandangan terhadap munculnya metode ini, yaitu :

Metode ini tidak sesuai bagi orang yang ingin memahami ilmu - ilmu bahasa secara mendalam. Bahasa yang digunakan pada metode lebih terkhusus, tidak terangkum, tidak tersusun.

Bahasa adalah budaya, untuk itu pembelajaran bahasa mesti berkaitan dengan kebudayaan.

Menggunakan bahasa tujuan terbatas seperti media pembelajaran

Terdiri dari satu susunan disetiap pembelajaran baik dari segi gramatika, kosa kata, dan lain - lain.

Metode ini mengajarkan empat maharah dalam satu jam.

Mengajarkan gramatika dengan bahasa tujuan.

Mengetahui bahasa tujuan dengan hiwar yang panjang serta berlawanan dalam pertanyaan dan jawaban.

Selain itu, dalam buku Abdul Wahab Rosyidi dalam bukunya juga menjelaskan beberapa asumsi yang mendasari munculnya metode ini, yaitu sebagai berikut :

Tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi-segi kekuatan dan kelemahan

Setiap metode mempunyai kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk meefektifkan pengajaran.

Lahirnya metode  baru tidak dilihat sebagai penolakan kepada metode lama melainkan sebagai penyempurnaan.

Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua siswa, dan semua program pengajaran.

Yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar  bukan memenuhi suatu metode.

Setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.

Adapun ciri – ciri metode ini adalah :

1.    Pengajaran bahasa harus bermakna dan nyata.

2.   Penerjemahan adalah kemampuan bahasa khusus dan tidak tepat untuk pelajar    pemula.

3.   Pengajaran bahasa harus diterapkan dengan menggunakan bahasa target.

4.   Dalam metode ini tidak menekankan pada hafalan, mimik dan mempraktekkan struktur gramatika bahasa.

5.   Bahwa membaca keras itu sebenarnya bukan model atau inti dari pembelajaran qiro’ah (membaca), akan tetapi hanya sebagai pengenalan huruf dan menyambungkan antar huruf dan kata atau kalimat.

Tujuan dan Proses Pembelajaran Thariqah Intiqaiyyah

1.  Tujuan Thariqah Intiqaiyyah

Tujuan metode ini jelas sekali, yaitu merupakan pendekatan pembelajaran bahasa arab untuk seluruh materi bahasa yang merupakan sebuah pendekatan yang sangat sempurna serta sesuai bagi orang non arab yang belajar bahasa.

2. Proses Pembelajaran Thariqah Intiqaiyyah

Dalam bukunya Acep Hermawan (2011:198-199) juga mengemukakan Langkah pembelajaran dengan metode intiqoiyyah ini sebagai berikut: Misalnya langkah yang ditempuh adalah:

Pendahuluan, sebagaimana metode-metode lain.

Memberikan materi berupa dialog-dialog pendek yang rilek, dengan tema kegiatan sehari-hari secara berulang-ulang. Materi ini mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan-gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi atau gambar-gambar.

Para pelajar diarahkan untuk disiplin menyimak dialog-dialog tersebut, lalu menirukan diaog-dialog yang disajikan sampai lancar.

Para pelajar dibimbing menerapkan dialog-dialog itu dengan teman-teman secara bergiliran.

Setelah lancar menerapkan dialog-dialog yang telah dipelajari, maka diberi teks bacaan yang temanya berkaitan dengan dialog-dialog tadi. Selanjutnya guru memberi contoh cara membaca yang baik dan benar, diikuti oleh para pelajar secara berulang-ulang.

Jika terdapat kosa kata yang sulit, guru memakainya, mula-mula dengan isyarat, atau gerakan, atau gambar, atau lainya. Jika tidak mungkin dengan inii semua, guru menerjemahkan kedalam bahas populer.

Guru mengenalkan beberapa struktur yang penting dalam teks bacaan, lalu membahas secukupnya.

Guru menyuruh  para pelajar menelaah bacaan. Lalu mendiskusikan isinya.

Sebagai penutup, jika diperlukan, evaluasi akhir berupa pertanyaan-pertanyaan tentang isi bacaan yang telah dibahas. Pelaksanaan bisa saja individual atau kelompok, sesuai dengan situasi dan kondisi. Jika memungkinkan karena waktu maka misalnya, guru dapat menyajikanya berupa tugas yang harus dikerjakan di rumah masing-masing

Langkah – langkah teks percakapan di dalam proses pembelajaran dengan memperdengarkannya, lalu membaca nyaring secara bersama. Guru menyuruh murid – murid untuk membaca teks percakapan dengan membaca nyaring secara bersama, lalu guru memberikan mufradat yang baru berkisar sekitar hiwar dan menuliskannya dipapan tulis baik sinonim maupun antonim serta maknanya, bagi setiap pembelajaran terdapat 5 atau 7 mufradat atau lebih, murid – murid  wajib menghafal kosa kata di kelas maupun di rumah.

Setelah membca teks dan menuliskan kosa kata guru memerintahkan muridnya untuk berlatih (tadribat) sekitar teks untuk memahami materi pembelajaran yang terdiri dari tadribat syafahi, contoh : menjawab pertanyaan, mengulangi kalimat atau jumlah, mencobakan percakapan dan lain - lain. Dan tadribat kitabah menuliskan huruf,  serta malakukan imla’ dan lainya, setelah tadribat guru menjelaskan susunan gramatika yang terkandung dalam materi pembelajaran dengan menggunakan metode Istinbaiyyah.

Di akhir waktu pembelajaran guru memberikan latihan di luar teks yaitu menuntut memperkaya pembelajaran agar murid - murid bisa memahami materi yang diajarkan serta sanggup untuk digunakan baik Syafahi maupun Kitabiyyah, boleh jadi latihan ini merupakan PR, yang materinya selalu menggunakan metode eklektik yang juga berkaitan dengan materi yang terdahulu dari segi mufradat, tema maupun gramatika.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Thariqah Intiqaiyyah

Metode eklektik tidaklah berbeda dengan metode lainnya. Ia lahir dengan aspek kelebihan dan kelemahan. Di antara kelebihannya adalah, bahwa bila metode ini didukung oleh profesionalisme guru yang memadai dalam melakukan pengayaan metode pengajaran, maka aspek kekuatan dari metode ini akan semakin terasah untuk teraplikasikan secara proporsional. Namun sebaliknya, bila ia tidak didukung oleh kompetisi metodologi yang professional dari pengajar di dalam kelas, maka metode elektik ini akan menjadi tidak menentu, dan lahirlah apa yang di klaim dengan metode “seadanya”.

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Pengelolaan Kelas

Makalah Ilmu Badi' Balaghah

Makalah Al-Istikhfam dan Al-Istihrad